Author: yadie
•18.54
Bismillah..
Semoga kisah di bawah ini membawa Hikmah bagi kita khususnya para akhwat dan umumnya untuk para muslim lainnya dan kita semua yang membaca artikel ini... "Allahhu Rabbi jauhkanlah kami dari hal-hal yang tidak bermanfaat...Bimbinglah kami untuk senantiasa istiqomah di jalanMu, jalan yang Engkau Ridhoi, bukan jalan mereka yang tersesat... Amin Allahhuma Amin

Orang-Orang Mesir sangat gandrung dengan al-Quran. Kemanapun mereka pergi, mereka tidak lupa untuk membawa mushaf. Tidak heran bila hampir semua orang (apapun tugas, karir dan jabatannya) terlihat membaca Quran di sela-sela waktu senggang atau ba’da shalat. Begitu juga pemilik toko, penjaganya, para karyawan, satpam, sopir taksi, bos-bos kantoran, selalu terlihat membaca al-Quran. Kalau tidak dibaca, Al-Quran mereka letakkan dengan rapih di atas mejanya, atau ditenteng dan disimpan dalam tas jika bepergian.

Ayat al-Quran juga sering diperdengarkan dari rumah-rumah sederhana hingga hotel berbintang lima, dari warung-warung kecil hingga shopping center mewah, dari sarana transportasi butut hingga pesawat terbang (Subhanallah ).

Nyaris di semua tempat selalu ada yang membaca al-Quran. Begitupun di dalam taksi, mikrolet, bus kota, kereta api, tram kota, senantiasa para pemuda, bapak-bapk dan kaum hawa senantiasa khusyu membaca Quran sambil mengusir suara bising obrolan dan deru knalpot.

Secara umum, ayat-ayat al-Quran yang “distel” di dalam kendaraan sangat bempengaruhi “karakteristik” pendengarnya. Normalnya, para penumpang malu untuk berbuat hal-hal yang tidak senonoh.

Kendati begitu, tetap saja ada saja pemandangan yang di luar dugaan. Misalnya, gara-gara ada copet akhirnya copot seluruh isi dompet. Atau ada saja yang berbuat ricuh di dalam bus lantaran rebutan tempat duduk, tak setuju tarif, perempuan disenggol laki-laki nakal, dsb. Sementara pembaca al-Quran tetap anteng dan adem ayem.

Pemandangan lain (yang di luar dugaan) juga terjadi di musim panas tahun 2002, dalam perjalanan menuju Alexandria , kota pantai yang bersejarah itu. Ada seorang gadis yang berpakaian sangat minim, bahkan tipis dan tembus pandang. Semula dia tidak kebagian tempat duduk, akhirnya berdiri, dan “terlihat” oleh semua penumpang. Kebetulan Seorang Syekh mencoba mengingatkan, tapi tidak digubris.

*******

Musim panas merupakan ujian yang cukup berat. Terutama bagi Muslimah, untuk tetap mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan panas tak lantas menjadikannya menggadaikan etika. Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa terjaga. Jilbab memang memiliki multifungsi.

Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang, dari Kairo ke Alexandria di sebuah mikrobus, ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat, karena menantang kesopanan. Ia duduk diujung kursi dekat pintu keluar. Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu mengundang ‘perhatian’ kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial.

Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan bahwa pakaian yang dikenakannya bisa mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi dirinya sendiri. Disamping itu, pakaian tersebut juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan. Orang tua itu bicara agak hati-hati, pelan-pelan, sebagaimana seorang bapak terhadap anaknya.

Apa respon perempuan muda tersebut? Rupanya dia tersinggung, lalu ia ekspresikan kemarahannya karena merasa hak privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang!

“Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!”

Sebuah respon yang sangat frontal. Orang tua berjanggut itu hanya beristighfar. Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah. Penumpang lain yang mendengar kemarahan si wanita ikut kaget, lalu terdiam.

Detik-detik berikutnya, suasana begitu senyap. Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpi, tak terkecuali perempuan muda itu.

Lalu sampailah perjalanan di penghujung tujuan, di terminal terakhir mikrobus Alexandria . Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun, tapi mereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yang masih terlihat tidur, karena posisi tidurnya berada dekat pintu keluar.

“Bangunkan saja!” kata seorang penumpang.
“Iya, bangunkan saja!” teriak yang lainnya.

Gadis itu tetap bungkam, tiada bergeming.

Salah seorang mencoba penumpang lain yang tadi duduk di dekatnya mendekati si wanita, dan menggerak-gerakkan tubuh si gadis agar posisinya berpindah. Namun, astaghfirullah! Apakah yang terjadi? Perempuan muda tersebut benar-benar tidak bangun lagi. Ia menemui ajalnya dalam keadaan memesan neraka! (Astaghfirullah )
Kontan seisi mikrobus berucap istighfar, kalimat tauhid serta menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk di sampingnya. Ada pula yang histeris meneriakkan Allahu Akbar dengan linangan air mata.

Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan menantang Tuhan.
Seandainya tiap orang mengetahui akhir hidupnya….
Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir setiap saat…
Seandainya tiap orang takut bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan yang buruk…
Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaan Allah…
Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih terus dibimbing-Nya.
Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang dekat dengan-NYA semakin dekat.

Dan mereka yang terlena seharusnya segera sadar…
mumpung kesempatan itu masih ada!

Apakah booking tempatnya terpenuhi di alam sana?


Allahu a’lam.

Jagalah aurat mu, niscaya kamu akan aman dengan itu.


Sumber :
Ditulis dalam majalah Almannar Aljadid
Sumber





This entry was posted on 18.54 and is filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

8 komentar:

On 26 April 2009 pukul 19.17 , Elsa mengatakan...

hhm...
aku pernah mambaca kisah ini, duluuuuu sekali.
tapi tetap saja, membuat merinding...

subhanallah...
aku pesan surga saja.
bukan neraka.

meskipun aku tak pantas ke surgaMu
tapi aku tak kuat ke nerakaMu....

 
On 26 April 2009 pukul 20.10 , yadie mengatakan...

@Elsa
hmmmm....
Saling mengingatkan ya mba... ^_^

 
On 26 April 2009 pukul 23.48 , Ajeng mengatakan...

Merinding membacanya...

Setuju dg Mbak Elsa diatas
meskipun saya tak pantas ke surga-Nya
tapi saya tak kuat ke neraka-Nya

 
On 27 April 2009 pukul 00.16 , yadie mengatakan...

@Ajeng...
Iya...
Saya ikutan setuju jg... ^_^

Tetap Istiqomah ya mba Elsa n mba Ajeng...

 
On 27 April 2009 pukul 00.29 , anggaarie mengatakan...

hem...kisah yang sangat bagus...mengingatkan kita semua..

 
On 27 April 2009 pukul 00.40 , yadie mengatakan...

@Anggaarie
Ya...sama mengingatkan .. ^_^

 
On 30 April 2009 pukul 07.41 , Muklis|BBM mengatakan...

Astagfirulloh, semoga kita semua dan sanak sodara juga keluarga terlindung dari siksa api neraka, dan di berikan jalan lapang menuju sorga-Nya, amin

 
On 30 April 2009 pukul 15.43 , yadie mengatakan...

@Muklis
Amien.....