Author: yadie
•04.14
Seperti biasa setiap siang aku beli makan di samping kantor...
Duduk tepat disebelah bapak-bapak yang kaya nya baru selesai makan (ada piring didepannya yang nampaknya bekas makan si bapak) dan mengisap sebilah rokok...

Entah kenapa, hari ini pikiran ku serasa berada ditempat lain.
*Badan di warung, tapi pikiran jalan-jalan ke alam lain*

Memikirkan biaya pendidikan yang melambung tinggi, zaman sekarang sekolah aja harus ada sumbangan sukarela. Dan sumbangan sukarela nya sudah ditentukan besarnya.
Aku memikirkan adik-adik yang sekarang akan menempuh pendidikan di Perguruan TInggi (kebetullan adikku juga bakal masuk PT tahun ini), bagaimana biaya nya? Jika sumbangan sukarela aja sudah sebesar itu? bagaimana SPPnya?

Biaya semacam itu tidak begitu besar seandainya kita mendaftarkan diri di PT yang gak *tenar2* bgt.
Nah, klo kita daftar di UI, ITB, UGM dan PT yang terkenal lainnya? Bisa dibayangkan donkz berapa biaya yang harus dikeluarkan.
Apa yang membedakan kualitas lulusan antara PT yang satu dengan PT yang lainnya?
Apakah tenaga pendidiknya?
APakah fasilitasnya?
Apakah sistemnya?
Mungkin semua jawaban diatas bisa kita jawab dengan jawaban : YA !!!

Tapi, hal semacam itu bisa kita sangkal seandainya dari diri mahasiswa tersebut timbul kesadaran bahwa dia mampu untuk lebih. (Dan ini yang selalu aku tanamkan pada diri sendiri)
Nah, bila sudah tertanam perasaan yang demikian . Insya ALlah tidak ada lagi yang membedakan antara kemampuan mahasiswa dari PT satu dengan yang lainnya.
Tidak Perduli PT ternama dan PT tidak ternama...
Tidak Perduli Fasilitas yang dimiliki memadai atau tidak...
Tidak Perduli Sistem yang digunakan terlampau susah....
Karena dalam benak setiap mahasiswa tertanam rasa ingin mendapatkan hasil yang lebih baik, dan kemudian muncullah rasa ingin bersaing.
Setelah semua itu terjadi, lulusan PT yang satu dengan yang lainnya tidak akan terjadi perbedaan yang cukup signifikan. Mengingat kualitas lulusan nya sama-sama berkualitas.
Memang fasilitas dan faktor pendukung lainnya tidak bisa kita abaikan, tapi bila kita berpikir pasti bisa. Maka bukan tidak mungkin dengan fasilitas seadanya kita bisa lebih baik dari yang lain.

Dan itu akan merubah pandangan perusahaan (setidaknya perusahaan besar yang ada di Indonesia pada saat ini), bahwa pada saat ini tidak hanya lulusan PT x saja yang berkualitas, yang mahasiswa nya bisa di rekrut untuk menjadi karyawan. Tetapi PT y juga mempunyai lulusan yang berkualitas, dan bisa disejajarkan dengan lulusan PT x.

Jadi intinya, perlu adanya daya saing di antara para mahasiswa kita sehingga terjadi peningkatan mutu pendidikan antara PT satu dengan PT yang lainnya, daerah satu dengan daerah lainnya.

Indonesia memiliki orang-orang yang berkualitas (pintar-pintar), tapi kenapa negara kita gak maju-maju? kenapa bisa kalah dengan Jepang ? yang teknologi nya lebih tinggi dari negara kita, yang tingkat kesejahteraannya lebih tinggi dari negara kita?
Semuanya karena orang jepang mempunyai rasa malu, rasa takut, dan daya saing yang tinggi.
Mereka malu bila pulang kerja sebelum waktunya (atau yang biasa disebut workholic),
Mereka takut bila usia nya sudah melewati masa produktif, karena akan di anggap tidak dapat menghasilkan ide-ide yang cemerlang atau tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya lagi.

Seandainya masyarakat kita seperti itu, Insya Allah kita tidak akan *dijajah* negara lain...
Karena kita sudah memiliki modal yang cukup untuk lebih dari negara lain di dunia...
Kita punya sumber daya manusia yang bagus...
Kita punya sumber daya alam yang melimpah...
Apa yang kurang coba dari negara kita?

dan satu hal yang mungkin harus diperhatikan oleh pemerintah..
Menghargai SDM nya, kenapa orang-orang pintar lebih cenderung memilih bekerja di luar negeri dari pada di negara nya sendiri?
beberapa waktu yang lalu aku baca sebuah berita, orang yang pertama mencapai gelar profesor dalam usia kurang dari 30 tahun berasal dari INDONESIA, kemudian dia memilih untuk bekerja di Amerika karena disana seorang profesor lebih dihargai dari pada di Indonesia
Ketika ditanya kenapa tidak kembali ke Indonesia, Kemudian beliau berkata :
"Di Indonesia seorang profesor tidak dihargai, tetapi disini sangat dihargai. Di Indonesia bahkan seorang profesor pun harus pergi mengajar dari satu kampus ke kampus lain, sedangkan disini profesor diberikan kesempatan untuk melakukan berbagai macam riset untuk menemukan seusuatu yang baru"

Semua tergantung individu masing-masing, pikiran orang berbeda-beda dan kita tidak akan pernah tw kemana arah pikiran orang tersebut.

Kita semua bisa berpikir bagaimana caranya untuk lebih maju dari sekarang.
Jangan cuma berpikir, tapi diterapkan juga !!!
Dan dalam beberapa tahun kedepan Indonesia pasti akan menguasai dunia ...

*kembali ke warung pojok*
Setelah pikiran ku melang-lang buana, tiba-tiba ada colekkan bapak-bapak yang disampingku tadi, dan kemudian beliau bicara
*beliau pke bahasa jawa, untung aku agak sedikit ngerti, dan beginilah omongan beliau (kira2)*

"Mas nya gak pernah kerja kasar (keras) ya? *

aku bingung, sambil memikirkan maksud beliau...
rupa-rupanya beliau dari tadi memperhatikan tangan ku....
Belum sempat berkata-kata si bapak melanjutkan pembiacaraannya

*tangan si mas keliatannya halus*

Sambil tersenyum kemudian si bapak pergi dari warung tersebut...
(si bapak gak tw aja, tiap kerja keras tangan ku selalu di cuci sama softener...wkwkkww)
Jujur...aku malu ketika ada orang lain yang berkata demikian...
Cowok tanggan nya halus? pasti gak bisa ngapa-ngapain?
Mungkin begitu anggapan sebagian orang...
Tapi, ya terserah orang lain berpikir apa karena mereka gak tw apa yang kita lakukan, yang tw cuma kita dan Allah.

(Tapi dulu pernah ada yang bilang klo tangan ku ini Kapalan )

Mari kita ciptakan budaya Malu, perasaan mampu untuk lebih dari apa yang sudah kita lakukan. Untuk mencapai sesuatu yang lebih baik lagi..












This entry was posted on 04.14 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

4 komentar:

On 6 Mei 2009 pukul 00.01 , Elsa mengatakan...

waaaaaaaaaaaaaaaaaaa tangannya halus???
tanganku aja kasar... hiks....

btw, emang bener. bangsa indonesia kayaknya kok lebih bangga gitu ya kalo kerja di luar negeri...

 
On 6 Mei 2009 pukul 07.02 , yadie mengatakan...

hehehee.....
Itu bapaknya aja yg menggunakan majas hiperbola....

Lebih tepatnya Bangga n Suka kerja di luar negeri....

 
On 6 Mei 2009 pukul 21.16 , anas mengatakan...

aku kerja di dalam kantor aja msh kasar tangan ku.hehe..

 
On 7 Mei 2009 pukul 01.05 , yadie mengatakan...

@Anas
^_^