•10.50
Malam ini aku mengalami gejala susah tidur atw yg lebih dikenal dengan Imsomia. Sekarang waktu menunjukkan pukul 00.50, tapi mata masih enggan untuk terpejam. Ditemani laptop kesayangan, akhirnya aku memutuskan untuk baca-baca artikel di forum sebelah (woi...sebelah itu dimana) ternyata banyak dari kita yang mengeluh dan sepertinya menyesal terlahir dan dilahirkan sebagai bangsa Indonesia.
Kenapa wahai sobat? Kenapa kita harus mencela dan menjatuhkan martabat negara kita sendiri, bukankah selama ini kita telah di didik untuk menjadi penerus bangsa yang pada akhirnya nanti akan menjadi pengganti para pemimpin kita sekarang. Bukankah disetiap hal, harus ada "peremajaan"? Kenapa kita harus menyesali? bila jawabannya adalah karena kondisi negara kita yang tidak karuan, semua tidak tersusun dengan apa yang harusnya di tentukan, korupsi terjadi dimana-mana !! bila itu alasannya saya setuju, aturan di negara kita belum tegas untuk menindak segala pelanggaran yang ada.
Kita ambil contoh larangan merokok di tempat umum, peraturan yang sudah di berlakukan sejak 2005 (klo ga salah...) hingga sekarang masih saja dilanggar, dan baru sekarang pemerintah ingin "benar-benar serius" menangani peraturan ini.
Satu langkah dengan larangan merokok di tempat umum, UU anti pornografi juga ditentang oleh banyak kalangan. Kita harus ingat bahwa kita menganut budaya Timur, bukan budaya barat yang bebas. Jangan mengikuti budaya orang lain, terlebih mengubahnya. Undang-undang yang telah ditetapkan oleh pemerintah sudah tepat, dan janganlah kita menentang aturan yang sudah ditentukan.
Selalu ada pro dan kontra dalam pemerintahan, dan itu juga berlaku di Indonesia.
Ketika rakyat semakin sengsara dengan keadaan yang semakin hari tidak kunjung membaik, bahkan terkesan "hari ini tidak lebih baik dari hari kemaren". Pemerintah kita seakan tidak mw tw, ya mungkin mereka juga berpikir tentang keadaan yang terjadi pada masyarakatnya. Dan mungkin kita juga tidak bisa menunggu terlalu lama kapan keadaan ini akan berubah.
Jujur, aku sangat prihatin terhadap para korban lumpur sidoarjo. Mereka yang kehilangan rumah , tanah, sawah, dan lain sebagainya hingga kini hanya mendapat uang ganti rugi separo-nya.
Di pulau tetangga, para korban bencana alam tsunami yang masih di "barak" pengungsian tidak kunjung mendapatkan rumah yang rencananya di bangun oleh pemerintah. Target yang ditentukan akhirnya meleset, tanpa diketahui sebabnya.
Banyak sekali ketidakjujuran di sekitar kita, seakan semakin banyak orang yang berusaha untuk berbuat curang. Beberapa waktu yang lalu, ketika melihat salah satu berita di stasiun TV nasional Mengenai pembebasan lahan untuk pembangunan kanal (aku lupa kanal apa, ) di Jakarta. Ada seorang bapak yang mempunyai beberapa hektar tanah dimana tanah itu adalah warisan turun temurun dari kakek buyutnya, dan beliau juga masih memegang sertifikat tanah tersebut. Dan ketika dicek kekeluarahan setempat, ternyata tanah itu bukan terdaftar atas nama beliau. Bisa kita bayangkan bagaimana perasaan bapak tersebut.
Begitulah cerminan negara kita, walaupun begitu janganlah kita mencela negara dan menjatuhkan martabat negara kita. Cukuplah mendoakan orang-orang yang telah menzolimi sesama makhluk ciptaan-Nya agar sadar apa yang telah dilakukannya.
Mungkin sodara-sodara kita di Palestina, di Afganistan, dan lainnya sempat berpikir untuk bertukar tempat dengan kita, yang masih bisa berkumpul bersama keluarga dengan senyum dan tawa. Tidak mendengar dentuman senjata dan ledakan bom yang bisa datang setiap saat.
Maka dari itu, menjelang Pemilu (eits...pesan sponsor...wkwkw) bukalah mata, hati , dan telinga kita, lihat siapa pemimpin yang dapat dipercaya (tentunya bukan dari omongannya saja alias OMDO), Dengarkan berita tentang calon pemimpin kita, dan terakhir gunakan hati kita (konon , tindakan yang berasal dari hati nurani tidak akan menimbulkan penyesalan...)untuk memilih yang kita anggap terbaik.
(wkkww...betul2 pesan sponsor)
Bersyukurlah untuk hari ini karena kita masih bisa tersenyum, menikmati udara pagi... (btw, mw hirup udara dini hari dlu akh... ^_^), dan masih bisa memohon ampun kepada Allah SWT.
Alhamdulillah... ^_^
Kenapa wahai sobat? Kenapa kita harus mencela dan menjatuhkan martabat negara kita sendiri, bukankah selama ini kita telah di didik untuk menjadi penerus bangsa yang pada akhirnya nanti akan menjadi pengganti para pemimpin kita sekarang. Bukankah disetiap hal, harus ada "peremajaan"? Kenapa kita harus menyesali? bila jawabannya adalah karena kondisi negara kita yang tidak karuan, semua tidak tersusun dengan apa yang harusnya di tentukan, korupsi terjadi dimana-mana !! bila itu alasannya saya setuju, aturan di negara kita belum tegas untuk menindak segala pelanggaran yang ada.
Kita ambil contoh larangan merokok di tempat umum, peraturan yang sudah di berlakukan sejak 2005 (klo ga salah...) hingga sekarang masih saja dilanggar, dan baru sekarang pemerintah ingin "benar-benar serius" menangani peraturan ini.
Satu langkah dengan larangan merokok di tempat umum, UU anti pornografi juga ditentang oleh banyak kalangan. Kita harus ingat bahwa kita menganut budaya Timur, bukan budaya barat yang bebas. Jangan mengikuti budaya orang lain, terlebih mengubahnya. Undang-undang yang telah ditetapkan oleh pemerintah sudah tepat, dan janganlah kita menentang aturan yang sudah ditentukan.
Selalu ada pro dan kontra dalam pemerintahan, dan itu juga berlaku di Indonesia.
Ketika rakyat semakin sengsara dengan keadaan yang semakin hari tidak kunjung membaik, bahkan terkesan "hari ini tidak lebih baik dari hari kemaren". Pemerintah kita seakan tidak mw tw, ya mungkin mereka juga berpikir tentang keadaan yang terjadi pada masyarakatnya. Dan mungkin kita juga tidak bisa menunggu terlalu lama kapan keadaan ini akan berubah.
Jujur, aku sangat prihatin terhadap para korban lumpur sidoarjo. Mereka yang kehilangan rumah , tanah, sawah, dan lain sebagainya hingga kini hanya mendapat uang ganti rugi separo-nya.
Di pulau tetangga, para korban bencana alam tsunami yang masih di "barak" pengungsian tidak kunjung mendapatkan rumah yang rencananya di bangun oleh pemerintah. Target yang ditentukan akhirnya meleset, tanpa diketahui sebabnya.
Banyak sekali ketidakjujuran di sekitar kita, seakan semakin banyak orang yang berusaha untuk berbuat curang. Beberapa waktu yang lalu, ketika melihat salah satu berita di stasiun TV nasional Mengenai pembebasan lahan untuk pembangunan kanal (aku lupa kanal apa, ) di Jakarta. Ada seorang bapak yang mempunyai beberapa hektar tanah dimana tanah itu adalah warisan turun temurun dari kakek buyutnya, dan beliau juga masih memegang sertifikat tanah tersebut. Dan ketika dicek kekeluarahan setempat, ternyata tanah itu bukan terdaftar atas nama beliau. Bisa kita bayangkan bagaimana perasaan bapak tersebut.
Begitulah cerminan negara kita, walaupun begitu janganlah kita mencela negara dan menjatuhkan martabat negara kita. Cukuplah mendoakan orang-orang yang telah menzolimi sesama makhluk ciptaan-Nya agar sadar apa yang telah dilakukannya.
Mungkin sodara-sodara kita di Palestina, di Afganistan, dan lainnya sempat berpikir untuk bertukar tempat dengan kita, yang masih bisa berkumpul bersama keluarga dengan senyum dan tawa. Tidak mendengar dentuman senjata dan ledakan bom yang bisa datang setiap saat.
Maka dari itu, menjelang Pemilu (eits...pesan sponsor...wkwkw) bukalah mata, hati , dan telinga kita, lihat siapa pemimpin yang dapat dipercaya (tentunya bukan dari omongannya saja alias OMDO), Dengarkan berita tentang calon pemimpin kita, dan terakhir gunakan hati kita (konon , tindakan yang berasal dari hati nurani tidak akan menimbulkan penyesalan...)untuk memilih yang kita anggap terbaik.
(wkkww...betul2 pesan sponsor)
Bersyukurlah untuk hari ini karena kita masih bisa tersenyum, menikmati udara pagi... (btw, mw hirup udara dini hari dlu akh... ^_^), dan masih bisa memohon ampun kepada Allah SWT.
Alhamdulillah... ^_^
0 komentar: